Direktori

Jumat, 06 November 2015

Mengenal Biosecurity (I)



Pengantar

Perkembangan tuntutan bisnis secara global mau tidak mau atau suka tidak suka akan berimbas pada semua sector kehidupan. Tidak terkecuali industry ikan hias. Sebagai salah satu industry yang memperdagangkan komoditas hidup, ikan hias merupakan sector bisnis yang rentan terhadap isu lingkungan, khususnya untuk pangsa pasar Eropa, Australia, dan beberapa negara bagian USA.
Seperti kita ketahui bahwa negera – negara Eropa, Australia, Hawaii, dan beberapa negara di kawasan timur tengah telah mempersyaratkan registrasi atau sertifikasi terhadap exporter yang akan melakukan pengiriman ikan hias ke negara tersebut. Biosecurity dan inline Inspection merupakan isu lama yang sudah sering disosialisasikan oleh pemerintah ( BBKIPM JAKARTA I ) melalui seminar maupun penyuluhan. Sebagai bagian dari pelaku bisnis ikan hias, maka setiap kita berkepentingan untuk menyebarkan informasi ini kepada rekan atau pihak – pihak yang menekuni bisnis ikan hias ini, khususnya pembudidaya dan supplier agar ikan hias yang di produksinya memenuhi standarisasi yang diminta negara tujuan ekspor tersebut.

Pengertian Biosecurity

Adalah usaha untuk menjaga suatu daerah dari masuknya suatu agen (bibit) penyakit, menjaga tersebarnya agen penyakit dari suatu daerah tertentu dan menjaga agar suatu agen penyakit tidak tersebar dari suatu daerah tertentu. Jadi Biosecurity adalah suatu program yang dirancang sedemikian rupa untuk melindungi ikan hias yang kita beli bebas penyakit dari daerah asalnya atau agar ikan hias yang kita jual tidak membawa potensi penyakit yang dapat menyebar ditempat lain. Ruang lingkup kegiatan Biosecurity dirancang secara sistematis dan terintegrasi yang meliputi prosedur, kebijakan dan pelaksanaan program untuk mencegah atau mengurangi resiko masuknya bibit penyakit potensial termasuk hama penyakit, parasit, bakteri, virus dan jenis ikan tertentu yang bersifat invasive ( ikan hama ) dari / ke suatu unit kerja.

Tujuan Biosecurity

Seperti dikatakan dalam pengantar, bahwa Biosecurity merupakan tuntutan dari negara tujuan ekspor, maka Biosecurity merupakan prasyarat agar produksi ikan hias kita dapat dipasarkan dinegara tujuan ekspor. Secara umum, Biosecurity bertujuan melindungi lalu lintas ikan hias terbebas dari lalu lintas potensi penyakit ikan yang menyertainya.
Manfaat Biosecurity
Setiap pihak yang berkepentingan terhadap bisnis ikan hias memiliki porsi masing – masing untuk menikmati manfaat dari penerapan Biosecurity, yakni :
-        Negara
Seperti kita ketahui bahwa Sektor perikanan adalah komoditas ekspor non migas yang memiliki potensi cukup besar, kekayaan alam Indonesia sebagai negara tropis merupakan habitat ideal bagi berbagai jenis ikan.
-   Pembudidaya / Supplier / Eksportir
Dengan menerapkan budidaya ikan berdasarkan prinsip – prinsip Biosecurity dan Inline Inspection yang benar, maka ikan yang diproduksi sesuai standar yang diminta konsumen. Dengan demikian, ikan dapat dipercaya oleh otoritas negara tujuan ekspor bahwa ikan tersebut berisiko rendah terhadap penyakit potensial.
-    Balai Besar Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu
Sebagai otoritas yang berkompeten untuk melakukan sertifikasi kesehatan ikan, karantina mempunyai tanggung jawab untuk menjamin bahwa ikan yang keluar dari Pelabuhan pengeluaran Indonesia bebas penyakit sehingga dapat memenuhi criteria negara tujuan. Dengan kesadaran semua pihak terhadap penerapan biosecurity yang baik, maka akan mempermudah kinerja dan pengawasan sehingga mempermudah proses eksportasi ikan keluar negeri.

Prinsip Biosecurity

Pada prinsipnya, kegiatan Biosecurity terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu ;
1.       Identifikasi Bahaya
Bahwa mengidentifikasi bahaya didasari pada kemampuan mengenal penyakit – penyakit ikan dan dampaknya baik bagi ikan atau lingkungannya. Potensi penyakit ikan yang bersifat endemic, penyebaran dan media pembawanya. Selain itu, perlu diketahui juga jenis – jenis ikan yang bersifat invasive atau hama bagi ikan lainnya sehingga jangan sampai terlepas kea lam / lingkungan bebas sehingga mengancam populasi ikan asli daerah tersebut.
2.       Penilaian Resiko
Setelah mengetahui penyakit dan dampaknya, maka kita juga harus mengetahui resikonya bagi kelangsungan budidaya maupun pangsa pasar. Sebab jika suatu daerah sudah teridentifikasi suatu penyakit ikan, maka kegiatan budidaya ikan dari daerah tersebut harus melalui berbagai kegiatan tindakan untuk memastikan bahwa ikan tersebut telah terbebas dari potensi penyakit. Akibatnya, tidak ada yang mau menerima ikan tersebut untuk dipasarkan.
3.       Menentukan Tindakan Biosecurity
Ada beberapa tahapan tindakan biosecurity yang diperlukan sesuai dengan tingkat resiko yang yang dialami pembudidaya yaitu, Vaksinasi, pengobatan, dekontaminasi, manajemen system budidaya dan peningkatan SDM.
Biosecurity erat kaitannya dengan kesehatan ikan, maka perlu diketahui bahwa tahapan terjadinya penyakit ikan dipengaruhi oleh tiga (3) faktor yang saling terkait yaitu interaksi antara ikan, Mikroba dan Lingkungan. Dalam keadan seimbang, maka kondisi ini akan menciptakan proses biosecurity yang baik. Namun perubahan atau terganggunya salah satu faktor tersebut maka akan menggangu atau menurunkan kualitas kesehatan ikan. Tentu saja perubahan kondisi kesehatan ikan tidak isebabkan oleh perubahan yang tiba – tiba. Dalam kondisi tertentu, perubahan tersebut masih dapat ditolerir oleh kesehatan ikan.

Tahapan Penerapan Biosecurity

Penerapan Biosecurity adalah sebagai berikut :
1.       Pemilihan Lokasi yang akan digunakan.
Pemilihan lokasi yang strategis, selain memperhatikan ketersediaan sumber air dan pakan, pemilihan letak juga sangat di rekomendasikan jauh dari pemukiman penduduk untuk menghindari potensi penyakit dari fauna lain seperti unggas dan hewan peliharaan lain. Limbah rumah tangga juga sangat rentan terhadap perkembangan bakteri dan virus sebagai bibit penyakit.
2.       Desain Ruang / Tata letak.
Yang meliputi penentuan  letak Ruang Seleksi 9Sortir), Ruang Penerimaan Ikan dari Luar, Ruang karantina Ikan, Ruang Pembenihan / pendederan, Ruang Pembesaran, Ruang Perlakuan dan Ruang Packing ikan yang akan dikirim.
Tata letak dibuat sedemikian rupa sehingga alur ikan masuk dan keluar memiliki pintu yang berbeda. Ruang Karantina, pemusnahan dan pengolahan limbah dibuat berjauhan dengan ruang pembenihan maupun pembesaran untuk menghindari persbaran bibit penyakit pada ikan yang dipelihara.
3.       Pagar keliling Fasilitas untuk menjaga pengaruh dari lingkungan luar.
Pagar yang mengelilingi area fasilitas budidaya dibuat setinggi orang dewasa untuk menghindari persebaran bibit penyakit berupa bakteri maupun virus yang dapat menyebar melalui angin / udara.
4.       Sumber Air / Tampungan Air.
Pemilihan sumber air mempertimbangkan dari sumber air yang mengalir atau sumber air tanah yang jauh dari kegiatan industry lainnya. Hal ini tentu mempertimbangkan resapan limbah yang kemungkinan meresap kedalam tanah.
5.       Pemusnahan.
Pemusnahan ikan yang terkena penyakit sebaiknya dilakukan secepat mungkin untuk mencegah sumber penyakit berkembang dan menyebar. Pemusnahan dapat dilakukan dengan cara dibakar atau ditimbun, atau menggunakan zat kimiawi untuk memastikan bahwa sumber penyakit tersebut telah mati.
6.       Pengolahan Limbah.
Sebelum air dilepaskan kembali kea lam, maka limbah air yang sudah tidak terpakai tersebut harus dilakukan tindakan pengolahan baik melalui proses pengendapan maupun pencampuran zat antibiotic tertentu untuk menetralisir kemungkinan adanya bibit penyakit yang terlarut didalamnya.
7.       Pengaturan personil.
Pengaturan personil diperlukan untuk memastikan bahwa setiap prosedur operasional yang telah dirumuskan dilakukan oleh orang atau personil yang telah ditunjuk. Setiap personil memiliki tanggung jawab melakukan tindakan tertentu dan melaporkannya kepada atasa yang bertanggung jawab megawasi.
Setelah megetahui tahapan – tahapan penerapan system Biosecurity, maka bagaimana cara memulai pelaksaan biosecurity yang benar ?
Adalah penting untuk merumuskan dan menyusun persyaratan atau aturan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur ( SOP ) pada setiap tahap proses budidaya ikan hias seperti :
-          Persyaratan induk / Larva / ikan yang masuk harus memenuhi persyaratan tertentu. Hal ini diperlukan untuk menjamin bahwa ikan yang akan diproduksi dapat ditelusuri sumbernya.
-          SOP Pengelolaan Air dan pakan.
-          SOP Penerimaan ikan dan pakan.
-          SOP Pemeliharaan dan pengamatan ikan yang sakit.
-          SOP Perlakuan / Pengobatan dan tindakan karantina yang diperlukan.
-          SOP Packing, Panen dan distribusi.
-          SOP Pengaturan Personil.
-          SOP Pengaturan Limbah.
-          SOP Sanitasi ( sarana dan prasarana serta lingkungan )

Evaluasi Penerapan Biosecurity

Untuk meyakinkan bahwa penerapan konsep biosecurity telah dilakukan dengan benar dan baik, diperlukan peran otoritas terkait dalam hal ini Balai Besar Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu untuk mengawasi dan mengevalusi pelaksanaan program Biosecurity secara berkelanjutan. Namun secara internal, manajemen juga berkewajiban untuk tterus berupaya menjalankan komitmen yang telah disepakati dalam SOP setiap kegiatan yang telah dirumuskan. Prinsip dasar pelaksanaan Biosecurity adalah “Melakukan yang ditulis dan menuliskan yang dilakukan ( rekam data ). Sedangkan alat ukur penerapan Biosecurity dirangkum dalam sebuah laporan tertulis untuk merekam kegiatan harian yang sebut logbook. Format Logbook terdapat pada Balai Besar Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu pada setiap Bandar udara pengeluaran ikan dikota anda.

Terima kasih




Rabu, 05 Agustus 2015

PANDUAN SINGKAT AQUASCAPE (2)

Pemilihan lokasi atau tata letak yang tepat akan menambah keindahan berbeda bagi aquascape anda. Atau pemilihan Tema yang disesuaikan dengan konsep ruangan juga merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan.

Berikut beberapa tahapan sederhana untuk memulai aquascape :

1.  Siapkan bahan – bahan yang akan kita gunakan, seperti batu, kayu, Pasir, tanaman dll. Masukan pasir halus sebagai dasar media tanam sekitar ketebalan 1 cm. Kemudian tebarkan pasir yang lebih kasar diatasnya sekitar ketebalan 4 cm.  

2. Masukan air ke dalam aquarium, pastikan arus air tidak merusak tatanan pasir yang telah tersusun. Gunakan    plastic atau piring untuk memecah derasnya arus air. 

3. Siapkan tanaman, pisahkan pota atau media tanam bawaan. Kelompokan tanaman berdasarkan ukurannya agar lebih terlihat rapid an memeudahkan saat penanaman.

4. Semprotkan air ke tanaman untuk menjaga kelembaban dedaunan. 

5. Tambahkan air hingga aquarium penuh. Beberapa saat air terlihat keruh, namun akan jernih dengan sendiri setelah beberapa saat.

6. Nyalakan lampu selama 6 jam setiap hari untuk 3 minggu pertama usia aquarium. 

7. Tambahkan secara perlahan hingga 8 jam perhari, pencahayaan lebih dari 8 jam perhari mungkin akan mengundang tumbuhnya algae.

8. Setelah 90 hari, aquarium telah tumbuh secara seimbang.


PERSIAPAN HARDSCAPE DAN SUBSTRAT

Rencanakan tema, gaya, tata letak dan imajinasi anda dalam sebuah sketsa sebagai langkah awal. Sesuaikan rencana rancagan anda dengan ketersediaan material disekitar anda. Kemudian inventarisasi kebutuhan yang diperlukan untuk mewujudkan dekorasi aquascape anda yang meliputi substrat (pasir malang, pasir silica, gravel) tanaman air, Hardscape(batu, kayu, ornamen pendukung), Filter, pompa air, dll. Kemampuan, bakat dan sudut pandang anda berperan penting untuk menghasilkan Hardscape yang baik. Anda dapat mencari referensi melalui internet atau kompetisi aquascape yang banyak diadakan di kota besar di Indonesia. 

Berikut langkah – langkah penyusunan hardscape :
1.    Tentukan kayu, batu dan ornamen pendukung lainnya yang ingin digunakan. Jika and menggunakan batu yang berat, sebaiknya pada dasar aquarium gunakan Styrofoam untuk melindung kaca dasar aquarium.
2. Tuangkan gravel atau pasir kasar pada lapisan dasar substrat, kemudian tambahkan pupuk dasar pada daerah yang akan ditanami tanaman air.
3.  Perhatikan bagian penampakan depan aquarium, usahakan gravel dasar aquarium tertutupi pasir halus agar Nampak lebih rapi.
4.   Buatlah tatanan batu, kayu dan ornamen pendukung lainnya, perhatikan dari berbagai sudut. Lakukan berbagai uji coba hingga akhirnya didapat tampilan yang sesuai keinginan anda.

Substrat tempat akar tanaman tumbuh, pastikan nutrisi dapat terserap dengan mudah dan sirkulasi air dapat berjalan dengan baik sehingga dapat menyebarkan pupuk cair yang diberikan.

TAHAPAN PERKEMBANGAN AQUASCAPE
        Pada umumnya, aquascape akan stabil setelah 90 hari. Yakni suatu kondisi dimana tanaman dan ikan dapat beradaptasi dengan baik dengan perubahan penggantian air yang dilakukan. Pada saat itu, tanaman sudah dapat berfungsi dengan baik untuk berfotosintesis maupun penguraian zat ammonia dari sisa pakan ikan atau material lain yang membusuk. 
  
            1. Pencahayaan cukup 6 jam sehari selama 2 – 3 minggu pertama, Selanjutnya dapat ditingkatkan 8 – 10 jam perhari.

         2. Pemberian CO2 dapat dilakukan sejak hari ke 1. 

        3. Lakukan ganti air sebanyak 25 – 30 %, 2 kali perminggu selama 3 – 4 mingu pertama. Selanjutnya dapat dilakukan    penggantian air sebanyak 25% seminggu sekali.

      4. Jangan lakukan pemupukan dalam periode 3-4 minggu. Tanaman masih menyimpan cadangan makanan selama  dipembudidayaan yang cukup untuk pertumbuhan akar baru.

       5. Tanaman yang mudah tumbuh seperti Egeria dan Limniphila, dapat ditanam sejak awal untuk menyerap sisa pupuk sehingga mengurangi pertumbuhan algae.

        6. Siput pemakan Algae dan udang hias dapat ditambahkan ke Aquarium sejak awal.

        7. Masukan ikan setelah aquarium berusia 3-4 minggu pada saat tanaman sudah mulai tumbuh.

        8. Periksa peralatan seperti pompa, Filter, CO2 sistem, dan lampu dapat beroperasi dengan baik ?


90 HARI
Sebagai panduan kesuksesan aquascape anda, berikut beberapa proses yang disarankan :



Hari ke 1 :
Setelah aquarium anda terisi air, pastikan secara teknis apakah pompa, filter dll berjalan denagn baik. Gunakan lampu selama 6 jam perhari. Gunakan daya lampu dengan perhitungan 0.5 watt perliterair.                       
Gunakan CO2 sejak hari pertama untuk menunjang kegiatan fotosintesis tanaman. Pilih beberapa tanaman yang mudah tumbuh untuk menyerap nutrisi pada air dan mempercepat berjalannya proses metabolisme tanaman. Tunda pemakaian pupuk macro hingga 2 -4 minggu.

Hari ke 3 :
Kuras air hingga 50 % .
Masukan siput atau udang pemakan lumut dapat dilakukan saat ini untuk mengurangi populasi benang lumut (hair algae) yang mulai muncul.

Hari ke 7 :
Kuras air hingga 50%.
Periksa pompa, filter, system CO2 dan lampu dan pastikan berfungsi dengan baik. Angkat daun tanaman yang tua atau menguning.

Hari ke 10 :
Kuras air hingga 30%.     
 Penambahan Ikan pemakan algae dapat dilepaskan saat ini. Ikan akan lebih efektif untuk mengurangi populasi algae. Jika air terlihat hijau, pastikan apakah filter masih beroperasi dengan baik. Bilas material filter jika diperlukan.
Jika air masih kehijauan atau keruh, lakukan penggantian air hingga 75% sampai air benar benar jernih. Jika diperlukan, matikan lampu selama 2 hari dan lakukan penggantian air 75% setiap hari. Air kehijaun tersebut kemungkinan besar disebabkan pertumbuhan lumut rambut akibat pemberian pakan yang berlebih.

Hari ke 14 :
Gantia air 30%.
Periksa pompa, filter dan lampu. Pastikan berfungsi dengan baik.
Anda dapat memangkas tanaman yang tumbuh dan menghalangi tanaman yang lain. Cabut tanaman yang mati dan menggantinya dengan yang baru.

Hari ke 17 :
Ganti air 30%.
Jika anda melihat benang algae, tambahkan ikan pemakan algae.

Hari ke 21 :
Ganti air 30%.
Setelah 3 minggu, penggantian air dapat dilakukan seminggu sekali jika tanda tanda algae dapat dikendalikan.
Periksa system pompa, filter, CO2 dan lampu.     
Saatnya anda menambahkan durasi pencahayaan hingga 8 jam sehari.  
Pemupukan juga dapat diberikan saat ini. Pada saat awal pmupukan ini, jangan berikan pupuk yang mengandung kadar nitrogen (N) dan Phospor (P). Gunakan pupuk pertumbuhan tanaman dengan dosis setengahnya atau 5 ml per 100 L air.

Hari ke 28 :
Ganti air 30% 
Periksa system pompa, filter dll beroperasi dengan baik. Tambahkan pupuk sesuai dosis sebelumnya ( 5 ml per 100 l air).
Jika anda sudah mulai melihat algae atau kerak yang menempel dikaca, anda dapat menggosoknya menggunakan sponge atau busa yang halus.

Hari ke 35 :
Ganti air 30%        
Periksa pompa, filter, CO2 dan lampu. Tambahkan pupuk dengan dosis seperti sebelumnya. Pangkas atau kurangi tanaman yang tumbuh dengan rimbun dan menghalangi cahaya pada tanaman lain.

Hari ke 42 :
Ganti air 30 %
Pastikan system pompa air, CO2, filter dan lampu berfungsi dengan baik.
Tambahkan pupuk Micro dengandosis 5 ml per 100 L air
Saatnya untuk menambah durasi lampu hingga 8 – 10 jam perhari, anda juga dapat menambahkan daya lampu lebih dari 0.5 watt per liter kapasitas air aquarium. Penambahan daya maupun waktu pencahayaan akana merangsang pertumbuhan Algae, maka sebaiknya menyalakan lampu 2 jam dipagi hari dan 10 jam pada sore atau malam hari.

Hari ke 49 :
Ganti air 30 %
Pastikan system pompa air, CO2, filter dan lampu berfungsi dengan baik. Tambahkan pupuk Micro dengandosis 5 ml per 100 L air.
Tergantung jenis tanaman yang anda gunakan, saatnya anda memangkas tanaman yang tumbuh meninggi sehingga akan merangsang pertumbuhan tunas – tunas baru. Pastikan bahwa tanaman anda telah tumbuh dengan baik dan akar telah benar benar berfungsi. Jangan lupa untuk mengangkat potongan – potongan tanaman yang mengambang di permukaan aquarium.

Hari ke 56 :
Ganti air 30 %
Pastikan system pompa air, CO2, filter dan lampu berfungsi dengan baik
Kini saat menambahkan dosis pupuk micro sebanyak 10 ml untuk 100 L air.
Namun perlu diperhatikan juga tingkat pertumbuhan lagae, jika masih Nampak, maka dosis pemupukan micro harus dikurangi. Anda juga sudah dapat mempertimbangkan pemakaian pupuk macro terlebih jika anda menggunakan banyak tanaman. Ingat, bahwa pemakaian pupuk macro juga dengan dosis setengah dari yang dianjurkan pada kemasan, awasi perkembangan tanaman setelah pemakaian pupuk Macro tersebut.                                                                                                                         
Hari ke 63 :
Ganti air 30%           
Pastikan system pompa air, CO2, filter dan lampu berfungsi dengan baik. Tambahkan pemupukan.
Pangkas tanaman yang tumbuh tidak teratur.

Hari ke 70 :   
Ganti air 30% 
Pastikan system pompa air, CO2, filter dan lampu berfungsi dengan baik.
Tambahkan pemupukan.
Pangkas tanaman yang tumbuh tidak teratur. Perhatikan tampilan aquascape, apakah perkembangan tanaman sesuai dengan yang anda harapkan ? kini tanaman karpet telah tumbuh menyebar dengan baik. Dan tanaman individual atau kelompok telah tumbuh subur di tempatnya. Lakukan pencabutan tanaman yang terlihat tidak dapat tumbuh dengan baik atau lakukan penanaman kembali.

Hari ke 77 :
Ganti air 30%
Pastikan system pompa air, CO2, filter dan lampu berfungsi dengan baik.
Tambahkan pemupukan.
Pangkas tanaman yang tumbuh tidak teratur. Perlu diingat bahwa sejak saat ini, lakukan pemangkasan terhadap beberapa tanaman secara berkala setiap minggu. Hal itu untuk merangsang pertumbuhan tunas baru tanaman juga untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan tanaman lainnya.

                                               Hari ke 84 :                                                           
 Ganti air 30%
Pastikan system pompa air, CO2, filter dan lampu berfungsi dengan baik. 
Bilas material filter.
Tambahkan pemupukan.
Pangkas tanaman yang tumbuh tidak teratur secara berkala.

Hari ke 90 : 
Aquascape saat ini telah matang dan seimbang. Tanaman karpet anda telah memenuhi lantai aquascape dan tanaman lainnya telah tumbuh rimbun dalam bonggolnya. Saatnya anda menikmati warna dan pemandangan yang anda inginkan. Air juga telah jernih sempurna. Mungkin juga anda berpikir untuk membuat aquascape dengan konsep yang lain.

                                          




 sumber : Tropica Aquarium Plant - Denmark
Selamat ber eksperimen